Senin, 21 Mei 2012

Menejemen diri

Ketidakmampuan kegagalan bisa diartikan berbeda oleh banyak orang. Satu pandangan mengatakan kegagalan adalah mencapai apa yang diinginkan. Sementara ada juga yang menganggap kegagalan terjadi akibat terlalu memaksakan diri melakukan sesuatu yang melebihi kemampuan yang ada atau istilahnya “keinginan besar tapi motifasi kurang”. Untuk itu di sini saya akan menjelaskan sedikit tentang memanag diri.
Manajemen diri adalah orang yang mampu untuk mengurus dirinya sendiri. Sedangkan kemampuan untuk mengurus diri sendiri itu dilihat dari kemampuan untuk mengurus wilayah diri yang paling bermasalah. Dan yang paling biasa bermasalah dalam diri itu adalah hati. Oleh karena itu kita harus bisa memanag hati.
Sejatinya seorang muslim ibarat pohon yang berakar kuat menghujam bumi, batangnya kokoh, dahannya menjulang ke langit, dan buahnya banyak serta berkualitas baik. Ketiganya saling terkait. Akar yang kuat, menopang batang yang kokoh sehingga dahannya bisa panjang dan menjulang kemudian ketika berbuah pohonnya tetap kokoh, tidak roboh meskipun digantungi buah yang banyak. Buahnya pun manis-manis, berkualitas baik. Inilah gambaran muslim yang sukses, ketika dia menghasilkan buah yang berkualitas baik, dalam jumlah yang banyak pula. Dalam bahasa rasulullah Muhammad SAW disebut sebagai orang yang terbaik, yaitu yang paling bermanfaat bagi orang lain.


Untuk menjadi muslim sejati atau yang digambarkan sebagai pohon yang berakar kuat, berbatang kokoh, dan berbuah banyak tadi, setidaknya ada tiga hal yang perlu kita lakukan :
1. Mengetahui model manusia muslim yang ideal
2. Mengetahui diri kita dengan baik
3. Mengadaptasikan model ideal kepada diri kita.


Pada dasarnya manajemen diri merupakan pengendalian diri
terhadap pikiran, ucapan, dan perbuatan yang dilakukan, sehingga
mendorong pada penghindaran diri terhadap hal-hal yang tidak baik dan
peningkatan perbuatan yang baik dan benar.
Manajemen diri juga menuju pada konsistensi dan keselarasan pikiran,
ucapan dan perbuatan sehingga apa yang dipikirkan sama dan sejalan
dengan apa yang diucapkan dan diperbuat. Integritas seperti inilah yang
diharapkan akan timbul dalam diri para praktisi manajemen diri.
Sebelum bisa memiliki pikiran-ucapan-perbuatan baik, terlebih dahulu
seseorang harus memiliki pemahaman dan pengertian yang benar.

Jadi urutan yang benar :
Pemahaman—pikiran--- ucapan ---perbuatan

Akan tetapi walaupun punya pemahaman terhadap kebaikan dan ketidakbaikan, belum tentu pikiran seseorang mampu diarahkan terus-menerus terhadap kebaikan. Dan walaupun
seandainya pikiran seseorang sudah didominasi oleh kebaikan, belum
menjamin bahwa ucapannya selalu sejalan dengan pikiran baik ini. Demikian pula tidak ada garansi bahwa perbuatannya secara fisik merefleksikan sepenuhnya pikiran yang baik ini. Manajemen diri adalah solusi
, bagi Anda sebagai mahasiswa baru (MABA),mungkin kehidupan anda tidak selalu menyenangkan hanya saja, jangan berlarut-larut dalam rasa kecewa itu; mulailah hidup bermakna! Sebab, seburuk apapun situasi dan kondisi di luar sana, apabila Anda respon secara proaktif, maka akan memberikan manfa’at.
Marilah kita mulai menyelaraskan antara pikiran benar, ucapan benardan perbuatan benar untuk membentuk kebiasaan benar dalam membangun karakter yang benar pula sehingga pada akhirnya kita bisa menuai ‘hasil’ yang baik dan benar pula dalam semua aspek kehidupan kita.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar